BAB 6. ENERGI DALAM SISTEM
KEHIDUPAN
6.1. Makanan
sebagai Sumber Energi
A. Karbohidrat
·
Terdapat
dalam beras, jagung, gandum, kentang, ubi-ubian, buah-buhahan dan madu.
·
Berfungsi
sebagai sumber energi. Setiap satu gram karbohidrat menghasilkan energi sekitar
4 kilokalori. 1 kalori = 4,2 joule, maka tiap 1 gram karbohidrat menghasilkan
energi sebesar 16,8 joule.
B. Protein
·
Berdasarkan
asalnya protein dibedakan menjadi :
1)
Protein
hewani, yaitu protein yang berasal dari hewan. Contohnya : lemak, susu, daging,
ikan, telur dan keju.
2)
Protein
nabati, yaitu protein yang berasal dari tumbuhan. Contohnya : kedelai, kacang
tanah, dan kacang hijau.
·
Berfungsi
dalam pertumbuhan sel dan mengganti sel yang rusak atau mati.
C. Lemak
Ø
Berdasarkan
asalnya lemak dibedakan menjadi :
1)
Lemak
hewani, yaitu lemak yang berasal dari hewan. Contohnya : keju, lemak daging,
mantega, susu, ikan basah, minyak ikan dan telur. Lemak hewan banyak mengandung
kolesterol. Kolesterol berfungsi
untuk menyusun membran sel dan hormon.
2)
Lemak
nabati, yaitu lemak yang berasal dari tumbuhan. Contohnya : kelapa, kemiri,
kacang-kacangan, dan alpukat.
Ø
Fungsi
lemak antara lain :
1)
Sebagai
sumber energi. Setiap 1 gram lemak menghasilkan energi sekitar 9 kilokalori =38
kilojoule.
2)
Pelarut
vitamin A, D, E, K
3)
Pelindung
organ tubuh, seperti mata, ginjal, dan jantung.
6.2. Transformasi
Energi dalam Sel
A. Transformasi
Energi oleh Klorofil
Klorofil adalah zat hijau daun yang terdapat dalam organel sel
tumbuhan yang
disebut kloroplas. Klorofil berfungsi dalam fotosintesis. Energi radiasi sinar matahari yang ditangkap oleh klorofil
kemudian diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Energi kimia
tersebut digunakan untuk mereaksikan CO2 dan H2O menjadi
glukosa. Jadi, energi radiasi matahari yang berbentuk energi cahaya diubah menjadi
energi potensial dan energi kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan
bahan makanan lainnya. Energi ini dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk beraktivitas
(tumbuh dan berkembang).
B. Trasnformasi
Energi oleh Mitokondria
Mitokondria adalah organel yang terdapat di dalam sel, yang berperan
dalam respirasi sel. Di dalam mitokondria, oksigen digunakan untuk memecah
karbohidrat, protein, dan lemak untuk menghasilkan energi. Mitokondria paling banyak
terdapat pada sel otot makhluk hidup dan sel saraf.
6.3. Metabolisme
Sel
Metabolisme adalah
proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme
disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan
katalisator enzim. Enzim mengarahkan aliran materi melalui jalur jalur
metabolisme dengan cara mempercepat tahapan reaksi secara selektif.
Metabolisme terdiri atas 2 reaksi, yaitu :
A.
Reaksi Anabolisme
Reaksi anabolisme adalah reaksi
pembentukan molekul sederhana menjadi molekul kompleks. Reaksi anabolisme
merupakan reaksi sintesis karena adanya transformasi energi yang disimpan dalam
bentuk ikatan kimia, oleh sebab itu reaksi anabolisme di sebut juga reaksi
membutuhkan energi (endergonik). Contoh reaksi anabolisme adalah fotosintesis.
Ø
Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses
pembentukan bahan organik (karbohidrat) dari zat-zat anorganik (air dan karbondioksida)
dengan bantuan cahaya. Fotosintesis terjadi di
dalam kloroplas yang banyak mengandung klorofil.
Fotosintesis hanya terjadi pada sel-sel
yang mempunyai klorofil, secara sederhana fotosintesis dapat dituliskan sebagai
berikut :
6CO2 +
6H2O
C6H12O6 + 6O2
Ket :
Pada proses fotosintesis yang terjadi dalam daun, terjadi reaksi
kimia antara karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dibantu oleh cahaya matahari yang diserap oleh
klorofil menghasilkan glukosa (C6H12O6) dan
oksigen (O2). Glukosa adalah makanan bagi tumbuhan. Oksigen yang
dihasilkan pada proses fotosintesis sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan.
B.
Reaksi Katabolisme
Reaksi Katabolisme adalah reaksi pemecahan/penguraian ikatan kimia
yang kompleks menjadi ikatan kimia yang lebih sederhana. Pada waktu ikatan putus
dan molekul terpecah terjadi pembebasan energi (reaksi eksergonik). Contoh
reaksi katabolisme adalah proses respirasi.
Ø
Respirasi
Respirasi adalah proses pemecahan/penguraian senyawa organik
menjadi air dan karbon dioksida untuk memperoleh energi dengan bantuan oksigen.
Respirasi terjadi di dalam Mitokondria
Contoh senyawa organik antara
lain glukosa, lemak, dan protein. Jika glukosa (C6H12O6)
yang digunakan sebagai bahan respirasi, maka reaksinya dapat ditulis sebagai
berikut :
C6H12O6
+ 6O2 à
6H2O + 6CO2 + ENERGI (ATP)
6.4. Sistem
pencernaan
A. Perncernaan
Karbohidrat dalam Tubuh
Keterangan gambar :
1.
Karbohidrat
yang terkandung di dalam makanan akan dicerna di dalam mulut dengan bantuan
enzim ptyalin (Amilase) menjadi maltose.
2.
Maltose
dicerna dalam usus halus dengan bantuan enzim-enzim perncernaan seperti enzim
maltase, enzim sukrose dan enzim lactase untuk menjadi glukosa.
3.
Glukosa
diserap oleh dinding usus halus dan dibawa oleh aliran darah menuju ke sel
tubuh yang membutuhkan untuk di oksidasi saat respirasi untuk menghasilkan
energi.
4.
Kelebihan glukosa akan disimpan dalam hati dan otot dalam bentuk
glikogen serta di simpan di perut, sekeliling ginjal dan bawah kulit dalam
bentuk lemak.
Proses
Organ hati dalam mengatur kadar glukosa dalam darah :
Hati dapat megatur
kadar glukosa dalam darah dengan bantuan hormon insulin yang dikeluarkan oleh
kelenjar pankreas. Kenaikan penyerapan karbohidrat menyebabkan glukosa dalam
darah meningkat sehingga sintesis glikogen dari glukosa oleh hati meningkat.
Sebaliknya, jika banyak energi yang digunakan untuk kontraksi otot maka
glikogen dalam hati akan diuraikan menjadi glukosa.
Hormon
yang mengatur kadar glukosa (gula) dalam darah, yaitu :
1.
Hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Hormon insulin
berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah.
2.
Hormon adrenalin dihasilkan oleh korteks adrenal. Hormon
adrenalin berfungsi menaikkan kadar glukosa dalam darah.
B. Pencernaan
Protein dalam Tubuh
Keterangan gambar :
1.
Protein
yang terdapat pada makanan akan diubah/dipecah menjadi pepton (polipeptida)
dengan bantuan enzim pepsin.
2.
Polipeptida
(pepton) selanjutnya dipecah menjadi asam amino dengan bantuan enzim tripsin.
3.
Protein
yang telah dipecah menjadi asam amino, kemudian diserap melalui usus halus dan
sampai ke pembuluh darah.
4.
Asam
amino sebagian besar langsung diserap oleh jaringan untuk kebutuhan sel yang
menghasilkan zat sisa berupa NH2 dan senyawa organik sederhana yang
dikeluarkan ginjal berupa urea dan ammonia.
5.
Sebagian
asam amino yang lain mengalami dideaminasi (pelepasan gugus yang mengandung N)
di dalam hati sehingga menghasilkan zat sisa yang tidak mengandung nitrogen
yang akan diubah menjadi karbohidrat.
Kelebihan
protein
Kelebihan protein
dalam tubuh dapat mengakibatkan pembengkakan hati dan ginjal karena beban kerja
organ-organ tersebut lebih berat dalam menguraikan protein dan mengeluarkan
melalui urine (air seni)
Kekurangan
protein
Gangguan kekurangan
protein biasanhya terjadi bersamaan dengan kekurangan karbohidrat. Gangguan
tersebut dinamakan busung lapar atau Hunger
Oedema (HO). Ada dua bentuk busung yaitu (a) kwashiorkor dan (b) Marasmus.
C. Perncernaan
Lemak dalam Tubuh
Keterangan gambar :
1.
Lemak
mengalami metabolisme di dalam tubuh. Lemak akan dihidrolisis di dalam usus
halus menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuan enzim lipase.
2.
Sebelum
diserap oleh dinding usus halus, asam lemak akan bereaksi dengan garam empedu
membentuk senyawa seperti sabun.
3.
Selanjutnya
senyawa yang seperti sabun diserap oleh dinding usus halus dan akan terurai
menjadi senyawa yang diperlukan oleh jaringan, senyawa ini seperti asam lemak
dan garam empedu.
4.
Asam
lemak akan bereaksi dengan gliserol membentuk lemak, kemudian diangkut oleh
pembuluh getah bening usus menuju pembuluh getah bening dada kiri dan menuju ke
pembuluh balik.
5.
Sebagian
lemak dibawa darah ke jaringan/organ yang membutuhkan dan mengalami proses
hidrolisis dan menghasilkan zat sisa berupa air (H2O) dan
karbondioksida (CO2).
6.
Sebagian
lemak lainnya disimpan dalam jaringan adipose.
Jika mengalami
kekurangan energi :
Lemak
dikirim dari tempat penimbunannya ke hati dalam bentuk lesitin untuk
dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, gliserol akan diubah
menjadi gula otot atau glikogen. Asam lemak akan diubah menjadi asetil
koenzim.
BAB 9. INTERAKSI
MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada di luar makhluk hidup.
Habitat
adalah tempat organisme hidup dan berkembang biak
Ekosistem
adalah hubungan timbal - balik antara mahkluk hidup dan lingkungannya.
Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari ekosistem.
9.1. Satuan-Satuan
dalam Ekosistem
Individu
Individu merupakan
satuan makhluk hidup tunggal. Contoh seekor kuda, seekor singa, seekor kera.
Populasi
Populasi merupakan
kumpulan dari individu yang sama yang menempati suatu tempat tertentu. Tempat
hidup suatu mahkluk hidup disebut habitat. Contoh : kumpulan padi di sawah,
kumpulan pohon di hutan.
Komunitas
Komunitas
merupakan kumpulan populasi berbagai
jenis mahkluk hidup yang hidup bersama
di daerah tertentu. Contoh : populasi katak, ikan, ular, dan tanaman padi di
sawah membentuk komunitas sawah.
9.2. Komponen-Komponen
dalam Ekosistem
A. Komponen
abiotik
Komponen
abiotik merupakan komponen ekosistem berupa benda tak hidup yang terdapat di
sekitar makhluk hidup.
a.
Cahaya
matahari
Cahaya matahari merupakan faktor abiotik yang
terpenting untuk menunjang kehidupan di bumi. Cahaya matahari merupakan sumber
energi bagi tumbuhan yang diperlukan dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari juga memberikan rasa hangat untuk
semua makhluk.
b.
Udara
Hewan dan manusia menggunakan
oksigen yang terdapat di udara untuk bernapas dan mengeluarkan karbon dioksida
ke udara. Sedangkan, tumbuhan mengambil karbon dioksida dari udara untuk proses
fotosintesis dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan. Oksigen ini
dilepaskan ke udara untuk digunakan oleh
semua makhluk hidup.
c.
Suhu
Suhu sangat mempengaruhi lingkungan dan kehidupan
makhluk hidup di lingkungan tersebut. Ada makhluk hidup yang mampu hidup di
lingkungan dengan suhu rendah, ada pula makhluk hidup yang mampu hidup di
lingkungan dengan suhu tinggi.
d.
Air
Air merupakan faktor abiotik yang sangat penting
untuk menunjang suatu kehidupan. Semua sel dan jaringan terdiri atas air. Air
merupakan media pelarut zat-zat yang dibutuhkan dan media pengangkut dalam
tubuh hewan dan tumbuhan. Air juga merupakan suatu bentuk habitat bagi makhluk
hidup, seperti: danau, sungai, dan laut. Air sangat mempengaruhi proses
kehidupan.
e.
Tanah
Tanah berfungsi sebagai tempat hidup berbagai
makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Di dalam tanah terdapat zat hara yang
merupakan mineral penting untuk mempertahankan proses di dalam tubuh, terutama
bagi tumbuhan. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup di
dalamnya berbeda.
B. Komponen
biotik
Komponen biotik adalah komponen ekosistem berupa
berbagai makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem.
a.
Produsen,
berarti penghasil
Produsen
merupakan organisme autotrof. Organisme autotrof adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri melalui fotosintesis, yang termasuk dalam
kelompok ini adalah tumbuhan hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil.
b. Konsumen, berarti pemakai
Konsumen merupakan organisme heterotrof. Organisme
heterotrof adalah organisme yang tidak dapat menghasilkan zat makanan sendiri.
Organisme heterotrof mendapatkan
makanannya dengan memakan organisme lain.
Organisme heterotrof berdasarkan makanannya dibagi
menjadi 3 :
1)
Herbivora,
adalah organisme pemakan tumbuhan. contohnya kambing, sapi, domba dan belalang.
2)
Karnivora
adalah organisme pemakan daging. contohnya kucing, anjing, elang, ular dll.
3)
Omnivora
adalah organisme yang memakan tumbuhan dan hewan. contohnya beruang, manusia,
kera, orang utan dll.
c. Pengurai
Pengurai atau dekomposer adalah organisme atau
makhluk hidup yang berfungsi menguraikan sampah atau sisa-sisa makhuk hidup
yang mati. Pengurai berfungsi sebagai penghubung peredaran zat dari konsumen ke
produsen. Zat yang telah diambil oleh konsumen dari produsen akan kembali lagi
ke produsen melalui proses penguraian oleh pengurai.
Dengan peristiwa pembusukan ini, zat-zat yang dulu
menjadi bagian dari tumbuhan dan hewan diuraikan dan dirombak. Hasilnya
digunakan oleh tumbuhan untuk membuat makanan. Pengurai terdiri atas makhluk
hidup berukuran kecil yang hidup di tanah, air, maupun di udara. Contohnya
bakteri dan jamur-jamur saprofit.
9.3. Hubungan
Antar Komponen Biotik dan Biotik
A. Pola
Interaksi
Pada hakikatnya setiap organism
akan senantiasa bergantung pada oerganisme lain yang ada di sekitarnya. Pola
interaksi organism melibatkan dua atau lebih organisme. Berikut ini akan
dibahas berbagai pola interaksi antar organisme.
a.
Kompetisi
Kompetisi
merupakan bentuk persaingan antara mahkluk hidup yang berada dalam suatu
ekosistem karena adanya persamaan kebutuhan hidup. Kompetisi dapat terjadi
antar mahkluk hidup yang sejenis (intraspesific
spesies) atau antar mahkluk hidup yang tidak sejenis (interspesific spesies). Kebutuhan hidup yang sering menjadi
pembatas dan penyebabkan kompetisi
adalah air, nutrisi, cahaya, dan ruang. Contoh, kompetisi antara
belalang dan ulat, kambing dengan kelinci, lebah lokal dan lebah Afrika.
b.
Simbiosis
adalah bentuk hidup bersama (interaksi) antara dua individu yang berbeda.
Simbiosis dibagi menjadi 3 :
1.
Simbiosis
Parasitisme adalah interaksi organisme dimana salah satu organisme mendapatkan
keuntungan, sedangkan organisme yang lain mendapat kerugian. Contoh benalu dan
tali putri yang hidup sebagai parasit pada ranting pohon.
2.
Simbiosis
Mutualismeadalah interaksi antara dua
organisme yang saling menguntungkan. Contoh, tanaman bunga dengan hewan
penyerbuk, burung jalak dengan kerbau.
3.
Simbiosis
Komensalismeadalah interaksi antara dua
organisme dimana salah satu organisme mendapat keuntungan, sedangkan organisme
yang lain tidak diuntungkan dan tidak
dirugikan. Contoh, ikan remora dengan ikan hiu.
B. Rantai
Makanan
Rantai makanan adalah perpindahan
energi melalui proses makan dan di makan yang membentuk rangkaian tertentu.
Rantai makanan :
Produsen à Konsumen I à Konsumen II à Konsumen III.
Contoh : tumbuhan à kelinci à ular à elang
C. Jaring-jaring
Makanan
Jaring-jaring makanan adalah
sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan membentuk semacam jaring.
Gambar Jaring-jaring Makanan
D. Tingkat
Tropik dan Piramida Makanan
Piramida makanan merupakan
gambaran piramida yang menunjukkan perbandingan makanan dan tingkatan tropik
yang terdiri atas, produsen, konsumen I, konsumen II, sampai dengan konsumen
puncak. Di dalam piramida makanan, produsen selalu menempati dasar piramida.
Konsumen puncak (karnivora besar), seperti singa dan elang selalu menempati
puncak piramida.
Gambar Tingkatan
Tropik atau Piramida Makanan
E. Aliran
Energi
Cahaya matahari adalah sumber
energi utama dalam ekosistem. Tumbuhan hijau mampu memanfaatkan energi cahaya
untuk membuat makanan sendiri berupa karbohidrat. Apabila tumbuhan dimakan oleh
herbivora, maka zat makanan yang terdapat di dalam tumbuhan hijau akan
berpindah ke tubuh herbivora. Begitu seterusnya sampai ke konsumen terakhir. Di
dalam tubuh hewan energi tersebut akan di ubah menjadi energi panas, gerak, dan
sebagian tersimpan dalam zat penyusun tubuh hewan. Jadi perpindahan energi
tidak dapat 100% efisien, karena sebagian energi akan terbuang melalui proses
respirasi, gerak, panas, dan eksresi.
9.4. PERANAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
A. Dampak
Penebangan Hutan
Hutan
merupakan salah satu bentuk ekosistem darat yang kaya akan tumbuhan dan satwa
selain faktor abiotik (udara, tanah, dan air) yang cukup memadai untuk
keperluan kehidupan dalam ekosistem tersebut. Keberadaan hutan sangatlah
bermanfaat, karena berfungsi untuk mempertahankan siklus oksigen, karbon
dioksida, dan ir yanbg sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup semua
organisme; sebagai penampung air tanah; pencegah erosi, banjir, dan
memperthankan kesuburan tanah; menahan dan mengurangi angin; tempat dan sumber
makanan tumbuhan dan satwa; penghasil obat-obatan alami; dan sumber bahan
industry dan perumahan. Begitu banyaknya manfaat hutan sehingga mendorong
manusia untuk mengeksploitasinya secara besar-besaran.
Eksploitasi
hutan oleh manusia dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan
pembakaram hutan untuk lahan pertanian, dan pengundulan atau penebangan liar.
Eksploitasi hutan secara besar-besaran tanpa memperhitungkan prisip ekologiakan
merugikan manusia sendiri. Akibat penebangan hutan adalah punahnya organisme
yang terdapat di dalamnya, suhu lingkungan meningkat, terjadinya erosi, tanah
longsor, kekeringan ketika musim kemarau, dan banjir ketika musim hujan. Untuk
itulah perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan kerusakan hutan
yang di antaranya dengan cara sebagai berikut :
a.
Memberi
pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat hutan dan dampak kerusakan hutan.
b.
Penebangan
dan penanaman kembali harus seimbang.
c.
Reboisasi
dan penghijauan untuk memperbaiki kerusakan hutan.
B. Pencemaran
Lingkungan
Pencemaran
(polusi) lingkungan adalah masuknya zat/bahan atau organisme ke dalam
lingkungan yang dapat mengganggu atau membahayakan organisme di lingkungan
tersebut. Pencemaran dapat terjadi secara alami atau sebagai akibat kegiatan
manusia. Seiring dengan pertambahan penduduk, semakin banyak pula kebutuhan
manusia. Untuk mencukupi kebutuhannya, manusia melakukan berbagai kegiatan yang
dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Berdasarkan
sifat zat pencemar, pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi :
a.
Pencemaran
kimiawi, yaitu pencemaran yang disebabkan oleh zat-zat kimia.
b.
Pencemaran
fisik, yaitu pencemaran yang disebabkan oleh zat cair, zat padat, dan gas.
c.
Pencemaran
biologis, yaitu pencemaran yang disebabkan oleh berbagai macam mikroba penyebab
penyakit.
Berdasarkan
lingkungan yang terkena polutan, pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi
:
1. Pencemaran
Air
Pencemaran air adalah masuknya
bahan pencemar (polutan) ke dalam lingkungan perairan sehingga mutu air
menurun. Polutan dapat berasal dari limbah industri, rumah tangga, peternakan,
pertambangan dan pertanian.
Limbah cair merupakan air buangan
yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan manusia. Limbah cair dapat digolongkan
menjadi :
1)
Limbah
cair domestik, dihasilkan oleh kegiatan manusia secara langsung, seperti
kegiatan rumah tangga (misal detergen) dan pasar.
2)
Limbah
cair nondomestik, dihasilkan oleh kegiatan manusia secara tidak langsung
seperti pertambangan, peternakan dll.
Dampak dari
pencemaran air adalah sebagai berikut :
a.
Timbulnya
endapan, koloidal, dan bahan terlarut.
Endapan
koloidal dan bahan terlarut yang berasal dari bahan-bahan buangan industri,
obat-obatan dan pupuk pertanian. Bahan-bahan tersebut dapat menghalangi cahaya
matahari masuk ke perairan sehingga proses fotosintesis tumbuhan air terganggu.
Bahan
buangan industri berupa logam berat seperti air raksa, cadmium, dan timbel.
Logam- logam tersebut dapat terserap oleh tumbuhan air. Dalam tumbuhan air
logam tersebut tidak dapat diuraikan dan menumpuk dalam tubuh tumbuhan. Bila
tumbuhan dimakan ikan maka logam tersebut akan menumpuk di dalam tubuh ikan.
Jika ikan yang mengandung logam dimakan manusia maka logam tersebut juga akan
menumpuk dalam tubuh manusia. Semakin banyak logam yang menumpuk dalam tubuh
maka dapat mengganggu fungsi tubuh bahkan dapat menyebabkan kematian.
b.
Perubahan
pH
pH
optimal untuk kehidupan organisme antara 6,5 – 7,5. Limbah industri, rumah tangga,
dan pertanian di perairan akan mempengaruhi konsentrasi ion-ion hydrogen
sehingga pH air akan berubah menjadi diatas 7,5 atau di bawah 6,5. Hal ini akan
mengganggu kehidupan organisme akuatik.
c.
Perubahan
warna, bau, dan rasa.
Syarat
air yang dapat dimanfaatkan manusia adalah tidak berwarnam tidak berbau, dan
tidak berasa. Adanya limbah buangan industri yang terlarut dalam air
menyebabkan air menjadi berbau, berwarna, dan berasa sehingga airnya tidak
dapat dimanfaatkan. Limbah industri yang berwarna dan berbau mengandung
bahan-bahna yang berbahaya bagi organisme akuatik.
d.
Eutrofikasi
Eutrofikasi adalah
pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrient yang berlebihan dalam
ekosistem air. contoh enceng gondok yang berlebihan di permukaan air sungai/danau
Untuk mengatasi
pencemaran air dapat dilakukan upaya, antara lain :
a.
Mengelola
limbah cair industri dan rumah tangga sebelum dibuang ke perairan.
b.
Tidak
membuang sampah ke perairan atau ke selokan.
c.
Tidak
membuang sisa pestisida ke perairan.
d.
Secara
rutin membersihkan perairan.
2. Pencemaran
Tanah
Pencemaran tanah adalah peristiwa
masuknya bahan pencemar (polutan) ke dalam tanah sehingga menurunkan kualitas
tanah. Polutan (bahan pencemar) tanah dapat dibedakan menjadi 2 yaitu polutan
yang dapat diuraikan secara alami oleh decomposer (biodegradable), misalnya sisa hewan dan tumbuhan dan polutan yang
tidak dapat diuraikan secara alami (nonbiodegradable),
misalnya pestisida, logam, plastik, dll.
Dampak
dari pencemaran tanah adalah sebagai berikut :
a.
Kehidupan
mikroba pengurai (decomposer) akan terganggu.
b.
Menyebabkan
penurunan kesuburan tanah.
c. Keseimbangan
ekologis dalam ekosistem akan terganggu.
Untuk mengatasi
pencemaran tanah dapat dilakukan upaya antara lain :
1)
Memilah
sampah yang mudah terurai dan sulit terurai. Sampah organik yang mudah terurai digunakan
untuk pembuatan pupuk kompos sedangkan sampah yang sulit terurai seperti
kardus, kain, botol dll dapat di daur ulang.
2)
Penyuluhan
tentang pegelolaan sampah kepada masyarakat.
3)
Membuang
sampah pada tempat yang telah disediakan.
4)
Penggunaan
pestisida buatan dikurangi atau diganti dengan pestisida alami.
5)
Mengolah
limbah industry sebelum dibuang.
3. Pencemaran
Udara
Pencemaran udara adalah peristiwa
masuknya bahan pencemar (polutan) ke dalam lapisan udara sehingga menurunkan
kualitas udara. Zat pencemar udara diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu :
(1) partikel yang merupakan butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan
mata seperti uap air, debu, asap, dan kabut; (2) zat pencemar berupa gas yang
hanya dapat dirasakan melalui penciuman atau akibat langsung, misalnya SO2,
NO2, CO, CO2, dan hidrokarbon.
Dampak
terjadinya pencemaran udara adalah sebagai berikut :
a.
Rusaknya
lapisan ozon.
Lapisan
ozon dapat rusak karena bereaksi dengan radikal bebas chlor yang berasal dari
senyawa CFC (Chloro Fluor Carbon)
yang banyak digunakan sebagai bahan pendingin AC, lemari es, bahan penyemprot
insektisida, penyemprot parfum, penyemprot cat dan penyemprot rambut.
b.
Hujan
asam.
SO2
akan menjadi SO3 jika bertemu dengan oksigen di udara dan membentuk
garam sulfat bila bertemu dengan logam. Uap air di udara akan bereaksi dengan
SO2 membentuk asal sulfit dan jika bereaksi dengan SO3
membentuk asal sulfat.
Jika
asam sulfit dan asam sulfat turun ke bumi bersamaan dengan dengan hujan maka
akan terjadi hujan asam, disebut hujan asam karena air hujan mempunyai pH
dibawah 5,6. Hujan asam mempunyai efek antara lain mengakibatkan tumbuhan mati,
hewan mati, dan dapat merusak bangunan-bangunan.
c.
Merusak
organ manusia.
1)
Mata,
yaitu mata menjadi berair, pedih dan bahkan penglihatan menjadi kabur akibat
senyawa-senyawa tertentu dalam asap.
2)
Hidung,
tenggorokan, dan paru-paru, yaitu iritasi pada hidung, tenggorokan terasa
terbakar dan partikel dapat melemahkan daya tahan paru-paru.
3)
Jantung
menjadi lemah akibat dari sel-sel darah merah terhambat dalam menyalurkan
oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini terjadi karena banyaknya CO2 dalam
sel-sel darah.
4)
Otak,
yaitu lemahnya fungsi dan koordinasi motorik karena menurunnya kadar oksigen
dalam otak.
d.
Pemanasan
global (Efek Rumah Kaca).
Pemanasan
global adalah proses peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Pemanasan
global disebabkan oleh gas rumah kaca. Gas rumah kaca berfungsi sebagaimana
kaca dalam rumah kaca. Gas rumah kaca terdiri dari :
Gas rumah kaca
|
Sumber
|
Karbon
dioksida (CO2)
|
Pembakaran
bahan bakar fosil yang terjadi di bidang industri, transportasi, dan
pertanian.
|
Metana
(CH4)
|
Pertanian,
pembakaran biomassa, dan tempat pembuangan akhir sampah
|
Nitroksida
(N2O)
|
Pembakaran
bahan bakar fosil, industri dan pertanian.
|
Hidrofluorokarbon
(HFC) dan Perfluorokarbon (PFC)
|
Industri
manufaktur, industri pendingin (Freon), penggunaan aerosol
|
Sulfurheksafluorida
(SF6)
|
Transmisi
listrik, manufaktur, industri pendingin (Freon), penggunaan aerosol
|
Mekanisme
Pemanasan Global
Gambar Mekanisme
Pemanasan Global
Keterangan gambar
mekanisme pemanasan global
Panas
matahari merambat melalui atmosfer bumi bersamaan dengan cahaya matahari. Panas
matahari yang mencapai permukaan bumi seharusnya dipantulkan ke angkasa, tetapi
karena bumi diselimuti oleh gas-gas pencemar maka panas matahari dipantulkan
kembali ke permukaan bumi sehingga panas matahari terperangkap di dalamnya. Hal
ini berdampak pada meningkatnya suhu bumi. Peristiwa ini mirip dengan peristiwa
rumah kaca.
Dampak Pemanasan
Global
a.
Mencairnya
es di kutub
Pemanasan
global berdampak pada mencairnya es di daerah kutub utara dan kutub selatan.
b.
Peningkatan
permukaan air laut
Mencairnya
es di kutub utara dan kutub selatan berdampak langsung pada naiknya permukaan
air laut.
c.
Perubahan
cuaca tidak menentu (ekstrim).
Pola
curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di
satu tempat, tetapi kekeringan di tempat lain. Topan dan badai baru akan
bermunculan dengan kecenderungan makin lama makin kuat.
d.
Gelombang
panas yang makin meningkat
Pemanasan
global mengakibatkan gelombang panas menjadi sering terjadi dan makin kuat.
Gelombang panas mengakibatkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata.
e.
Habisnya
gletser sebagai sumber air bersih
Mencairnya
gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih dan pada jangka panjang
akan turut menyumbang peningkatan permukaan air laut dunia.
Untuk
mengatasi pencemaran udara, dilakukan berbagai upaya diantaranya :
a.
Lokalisasi
industri.
b.
Tidak
membakar sampah di pekarangan.
c.
Tidak
menggunakan alat rumah tangga yang memakai CFC.
d.
Pembuatan
taman kota dan jalur hijau.
e.
Mengurangi
penggunaan bahan bakar fosil.
f.
Mengharuskan
pabrik yang menghasilkan gas pencemar untuk memasang filter gas.
g.
Mencegah
penebangan dan kebakaran hutan.